Kamis, 14 April 2016

LATAH

Latah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mempunyai beberapa arti, yaitu :
  1. menderita sakit saraf dengan suka meniru-niru perbuatan atau ucapan orang lain;
  2. berlaku seperti orang gila (misalnya karena kematian orang yang dikasihi);
  3. meniru-niru sikap, perbuatan, atau kebiasaan orang atau bangsa lain: kita jangan latah terhadap kebudayaan asing;-- mulut mengeluarkan kata-kata yang tidak senonoh (karena marah dan sebagainya)

Seperti itulah latah mempunyai arti, tapi saya secara pribadi mengartikan latah sebagai suatu ucapan atau perbuatan seseorang yang meniru-niru ucapan atau perbuatan orang lain, baik sebagian atau secara keseluruhan tanpa meneliti apakah ucapan atau perbuatan itu layak untuk ditiru. Latah juga bisa diartikan sebagai pengulangan suatu ucapan, bisa disamakan dengan ucapan dari burung beo. Burung Beo akan mengulang apa yang didengar tanpa edit, tanpa meneliti apakah ucapan itu baik atau buruk, apakah ucapan itu bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Pernah memperhatikan di medsos ga? Terutama di grup whatsapp, fenomena latah begitu kentara. "Copas dari grup sebelah... sekedar berbagi... atau awal kata yang lain..." menular dari satu grup ke grup yang lain bagaikan virus influensa yang menyebar begitu cepat. Tanpa edit tanpa merubah isi tanpa meneliti benar tidaknya berita, langsung copas. Menurut penulis fenomena ini bisa disebabkan adanya beberapa hal, diantaranya :
  1. Pengguna medsos selalu ingin menjadi yang terdepan dalam memberikan informasi di grupnya. Ada rasa bangga bisa menjadi penyampai info yang pertama, sehingga ia akan menshare tanpa meneliti isi berita. Bahkan pengguna medsos akan membagikannya ke banyak grup yang diikutinya.
    banyak yang latah di grup WA
  2. Pengguna medsos merasa broadcast yang diterimanya terlihat bemanfaat dan baik, sehingga ia akan berusaha membagikan ke banyak grup. Misalkan ada video tentang masjid yang lama ditutup tetapi masih terdengar adzan. Video ini memuat berita hoax tetapi banyak beredar karena isi berita dari video ini dibuat untuk menaikkan keimanan manusia. Ketika hal itu dianggap baik, tanpa menelitinya langsung dibagikan saja. 
  3. Kadang-kadang pengguna medsos ada yang tertipu dengan isi berita. "Bagikan kepada 10 grup maka baterai anda akan terisi penuh. Betul, aku tidak bohong, cek sendiri battery anda" Hanya dapat iming-iming seperti ini langsung share ke 10 grup. Hadeeeh...
Saya baru menemukan tiga hal ini, mungkin teman blogger ada yang bisa nambahi ya... Yang jelas, tidak semua broadcast harus kita bagikan ke teman kita. Teliti dulu kebenarannya, seandainya semua broadcast kita bagikan ternyata itu merupakan berita bohong, maka kita akan mendapatkan andil dosa dalam penyebaran berita bohong. Dosa yang bertingkat-tingkat... taruhlah kita kirimkan pada 2 grup, satu grupnya berisi 12 orang, kemudian 7 orang anggota grup yang kita kirimi berita itu gantian mengirim ke teman grup lainnya begitu seterusnya, bahkan ada yang kembali ke grup kita lagi, maka tak terasa betapa banyak kebohongan yang tersebar melalui share yang kita sebar.
So...selalu hati-hati ya, jangan tergesa-gesa untuk latah, kalau perlu edit dulu.
Semoga tulisan ini bermanfaat...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar