Kamis, 26 Mei 2016

Laporan Kunjungan Ke PSTW Budhi Luhur Kasongan Bantul



LAPORAN KEGIATAN PENYULUHAN HIPERTENSI PADA LANSIA
DI PSTW BUDHI LUHUR KASONGAN BANTUL
YOGYAKARTA

                                                                                     

Tugas Kelompok Stase Keperawatan Gerontik Program Studi
Diploma III Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES)
PKU Muhammadiyah Surakarta

 

Oleh :

NURHAYADI
2014011760
















PRODI D III KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016









BAB I
PENDAHULUAN


A.    LATAR BELAKANG
1.      Lansia dan Hipertensi
          Lansia merupakan proses menjadi lebih tua dengan umur mencapai 55 tahun ke atas. Pada lansia akan mengalami kemunduran fisik, mental, dan sosial. Salah satu contoh kemunduran fisik pada lansia adalah rentannya lansia terhadap penyakit, khususnya penyakit degeneratif. Penyakit degeneratif yang umum di derita lansia   salah satunya adalah hipertensi (Nugroho, 2008).
          Hipertensi merupakan masalah besar dan serius di seluruh dunia karena prevalensinya tinggi dan cenderung meningkat di masa yang akan datang. Hipertensi dapat menyerang hampir semua golongan masyarakat di dunia. Jumlah lansia yang menderita hipertensi terus bertambah dari tahun ke tahun. Di Indonesia sendiri hipertensi merupakan penyebab kematian  nomor  3  setelah  stroke  dan  tuberkulosis,  yakni  6,7%  dari populasi kematian pada semua umur (Arora, 2008).
         Pada umumnya untuk   lansia dalam pola makannya masih salah. Kebanyakan  lansia  masih  menyukai  makanan-makanan  yang  asin  dan gurih,  terutama  makan-makanan  cepat  saji  yang  banyak  mengandung lemak jenuh serta garam dengan kadar tinggi.  Mereka yang senang makan makanan asin dan gurih berpeluang besar terkena hipertensi. Kandungan Na (Natrium) dalam garam  yang berlebihan dapat menahan air retensi sehingga meningkatkan jumlah volume   darah. Akibatnya jantung harus  bekerja keras memompa darah dan tekanan darah menjadi naik.  Maka dari itu bisa menyebabkan hipertensi (Yekti, 2011).
          Penyebab lain selain pola makan yang sering dialami oleh penderita hipertensi adalah stres. Dikarenakan stres akan meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer dan curah jantung sehingga akan menstimulasi aktivitas saraf simpatetik. Adapun stres    ini dapat berhubungan dengan  pekerjaaan,  kelas sosial,  ekonomi, dan karakteristik personal (Gunawan, 2005).
2.      Lokasi Penyuluhan
          Penyuluhan dilakukan di Panti Sosial Tresna Werda, yang beralamat di Kasongan, Bangun Jiwo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta. Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Yogyakarta adalah Panti Sosial yang mempunyai tugas memberikan bimbingan dan pelayanan bagi lanjut usia terlantar agar dapat hidup secara baik dan terawat dalam kehidupan masyarakat baik yang berada di dalam panti maupun yang berada di luar panti.
B.     Tujuan
1.      Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan lansia lebih mengerti tentang penyakit Hipertensi.
2.      Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan  selama 1x pertemuan diharapakan diharapkan para lansia dapat :
a.       Menyebutkan pengertian dari hipertensi
b.      Menyebutkan Penyebab Hipertensi
c.       Menyebutkan tanda dan gejala
d.      Menyebutkan cara mencegah hipertensi


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    Hipertensi
1.      Definisi Hipertensi
          Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg (Smeltzer, 2001).
          Menurut WHO tekanan darah sama dengan atau diatas 160 / 95 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi. Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas:
Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan / atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg (Darmojo, 1999).
KLASIFIKASI
SISTOLIK (mmHg)
DIASTOLIK (mmHg)
Hipertensi ringan
140-180
90-105
Hipertensi sedang
140-160
90-95
Hipertensi berat
> 180
> 150

2.      Kelompok Berisiko Terkena Hipertensi
a.       Gaya hidup yang tidak sehat (merokok, mengkonsusmsi alkohol dan makanan berlemak)
b.      Peminum kopi
c.       Kegemukan
d.      Riwayat hipertensi dalam keluarga
e.       Stress
3.      Etiologi
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan perubahan pada :
a.       Elastisitas dinding aorta menurun
b.      Katup jantung menebal dan menjadi kaku
c.       Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun
d.      Kehilangan elastisitas pembuluh darah
Faktor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi.:
a.       Faktor keturunan
b.      Ciri perseorangan
1)      Umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat )
2)      Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi
3)      Konsumsi garam yang tinggi
4)      Kegemukan atau makan berlebihan
5)      Stress
6)      Merokok
7)      Minum alcohol
4.      Tanda dan Gejala Hipertensi
a.       Kepala terasa pusing
b.      Rasa berkunang-kunang
c.       Rasa pegal di bahu
d.      Rasa berat di tengkuk leher
e.       Kurang tidur atau kurang tidur
f.       Gangguan penglihatan
g.      Kesemutan pada kaki dan tangan
5.      Penatalaksanaan Hipertensi
a.       Kontrol Tekanan Darah
Dilakukan setiap satu minggu sekali ke pusat pelayanan terdekat
b.      Berobat secara berkala atau teratur
Apabila sudah didiagnosa Hipertensi, pengobatan secara berkala guna menghindari komplikasi
c.       Diet
1)      Diet yang diberikan : rendah garam (RG)
Tujuan diet : membantu menghilangkan retensi garam/air dalam tubuh, menurunkan tekanan darah.
Syarat diet : cukup energi, protein, mineral dan vitamin, bentuk makanan sesuai keadaan penyakit, jumlah Natrium disesuaikan dengan hipertensi
2)      Makanan Yang Dianjurkan
a)      Sumber karbohidrat : beras, kentang, singkong, terigu, gula, dll
b)      Sumber Protein hewani : daging ayam (tidak bagian kulit karena banyak mengandung lemak), ikan, putih telur (karena kuning telur dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah) maksimal 1 butir/hari.
c)      Sumber protein nabati : Kacang-kacangan dan hasil olahannya seperti tahu, tempe, oncom dan sebagainya.
d)     Sayuran : Sayuran hijau seperti sawi hijau, kacang panjang
e)      Buah :Semua macam buah
f)       Susu dan produk susu yang sudah diolah seperti keju, yoghurt, mentega, margarine. Tapi hati-hati pada lansia yang tidak toleransi tehadap produk susu.
g)      Bumbu : kunyit, bawang, jahe, dll.
3)      Makanan Yang Perlu Dihindari :
a)      Kopi, teh kental, minuman yang mengandung soda dan alcohol
b)      Semua daging yang banyak mengandung lemak
c)      Jerohan
d)     Daging asap, daging kalengan, ikan yang diawetkan.
4)      Adapun cara memasak bahan makanan yang baik :
a)      Cara-cara memasak yang baik adalah dengan cara merebus, mengukus, mengungkep, menumis, memanggang atau membakar
b)      Hindarkan makanan yang diolah dengan cara menggoreng.
c)      Olahraga teratur
Olah raga disesuaikan dengan kemampuan beraktifitas dan fisik. Contoh: jalan santai dan senam lansia, dan dilakukan setiap hari, kurang lebih 15 – 20 menit.
d)     Hindari Stres
Melaksanakan pola hidup secara sehat, apa adanya dan teratur.akan menghindari gangguan fisik dan psikologis.
6.      Cara Mencegah Hipertensi
Pencegahan penyakit hipertensi ada 2, yaitu
a.       Pencegahan Primer.
b.      Mengatur diet agar berat badan tetap ideal, juga untuk menjaga agar tidak terjadi komplikasi seperti penyakit DM, Stroke dsb.
c.       Tidak Merokok.
d.      Mengubah kebiasaan makan sehari-hari dan mengkonsumsi rendah garam.
e.       Melakukan olahraga setiap hari
7.      Pencegahan Lain
a.       Menurunkan berat badan pada penderita gemuk.
b.      Diet rendah garam dan diet lunak.
c.       Mengubah kebiasaan hidup.
d.      Olahraga secara teratur.
e.       Kontrol tekanan darah secara teratur.
f.        Obat-obatan anti hipertensi.
B.     Lansia
1.      Pengertian Lansia
          Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan.Dalam mendefinisikan batasan penduduk lanjut usia menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional ada tiga aspek yang perlu dipertimbangkan yaitu aspek biologi, aspek ekonomi dan aspek social (BKKBN 1998). Secara biologis penduduk lanjut usia adalah penduduk yang mengalami proses penuaan secara terus menerus, yang ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik yaitu semakin rentannya terhadap serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan terjadinya perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ.
2.      Batasan Lanjut Usia
              a.      Menurut WHO
1)      Usia pertengahan (middle age) antara 45 – 59 tahun
2)      Lanjut Usia (Elderly) antara usia 60 – 74 tahun
3)      Lanjut Usia Tua (Old) antara usia 75 – 90 tahun
4)      Usia sangat tua (Very old) diatas 90 tahun
             b.      Menurut Dep. Kes Undang – undang No. 4 tahun 1965
Bantuan penghidupan orang jompo / lanjut usia yang bermuat dalam pasal 1 dinyatakan sebagai berikut :
”seseorang dapat dinyatakan sebagai orang jompo / lanjut usia setelah yang bersangkutan mencapai umur 55 tahun, tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari – hari dan menerima nafkah dari orang lain”
              c.      Menurut para ahli
1)      Prof. Dr. Ny. Sumiati Ahmad Mohammad
a)      Masa Bayi : 0 – 1 tahun
b)      Masa Prasekolah : 1 – 6 tahun
c)      Masa Pubertas : 10 – 20 tahun
d)     Masa Setengah Umur (Praseniuma) : 40 – 65 tahun
e)      Masa Lanjut usia (Senium) : 65 tahun ke atas
2)      Dra. Ny. Jos Masdani (psikolog UI)
a)      Fase inventus antara 25 dan 40 tahun
b)      Fase verilitas antara 40 dan 50 tahun
c)      Fase Prasenium antara 55 dan 65 tahun
d)     Fase Seniun antara 65 tahun sampai tutup usia
3)      Prof. Dr. Koesoemato Setyonegoro
a)      Usia Dewasa (elderly aduithood) : 18 atau 20 – 25 tahun
b)      Usia Dewasa Penuh (middle years / maturitas) : 25 – 60 atau 65 tahun
c)      Lanjut Usia (Geriatric Age) lebih dari 65 atau 70 tahun
d)     Young Old : 70 – 75 tahun
e)      Old : 75 – 65 tahun
f)       Very Old : 60 tahun ke atas
3.      Penyakit yang sering terjadi pada lansia
a.       Penyakit system pernafasan
b.      Penyakit kardivaskuler dan pembuluh darah
c.       Penyakit pencernaan makanan
d.      Penyakit gangguan metabolic
e.       Penyakit system urogenital
f.       Penyakit pada persendian dan tulang
g.      Penyakit keganasaan


BAB III
LAPORAN KEGIATAN


A.    Sasaran
Lansia di Panti Sosial Tresna Werda (PSTW) Budi Luhur, yang beralamat di Kasongan, Bangun Jiwo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta.
B.     Kegiatan
Penyuluhan tentang hipertensi kepada Lansia di Panti Sosial Tresna Werda (PSTW) Budi Luhur, yang beralamat di Kasongan, Bangun Jiwo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta.
C.     Waktu dan Tempat
Waktu penyuluhan dilaksanakan pada hari Senin, 18 Maret 2016, jam 09.00 – 11.00 WIB
Tempat penyuluhan di Aula Panti Sosial Tresna Werda (PSTW) Budi Luhur
D.    Jumlah Peserta
Peserta yang hadir ± 40 orang lansia
E.     Media Penyuluhan
Media penyuluhan yang digunakan adalah sebagai berikut :
1.    Laptop
2.    LCD Proyektor
3.    Layar monitor
4.    Seperangkat alat pengeras suara lengkap
5.    Stagen 4 buah
6.    Meja dan kursi
F.      Hasil Kegiatan
Kegiatan penyuluhan dilakukan dalam 4 stase. Respon peserta baik pada semua stase. Peserta terlihat antusias dan selalu aktif dalam setiap stase.
1.    Stase 1 : Lomba menggulung stagen.
-          Waktu kegiatan 15 menit.
-          Semua peserta lomba merupakan para lansia. Peserta dibagi menjadi 4 kelompok. Tiap kelompok terdiri dari 3 orang lansia. Peserta begitu antusias dan semua menyelesaikan lomba walaupun sudah ada pemenangnya.
2.      Stase 2 : Sosio Drama Hipertensi
-          Waktu kegiatan 30 menit
-          Penyuluhan tentang hipertensi pada lansia dilakukan dalam bentuk sosio drama.
-          Respon para lansia sangat baik, ini dibuktikan dari dialog yang dilakukan peserta tidak hanya dialog antar peserta, tetapi dialog juga dilakukan peserta kepada para lansia. Para lansia bisa diajak seolah – olah menjadi bagian dari sosio drama.
-          Foto-foto


  
 3.     Stase 3 : Senam Hiprtensi Anti Stroke
-          Waktu : 20 menit
-          Respon para lansia bagus, terbukti mereka begitu antusias mengikuti kegiatan ini.
-          Mahasiswa dan lansia membaur jadi satu bersama-sama mengikuti senam.
-          Foto-foto




4.      Stase 4 : Acara menyanyi bersama
-          Waktu : 40 menit
-          Respon para lansia sangat bagus, terbukti para lansia begitu aktif ikut bernyanyi dan bejoget bersama.
-          Foto-foto :



BAB IV
PEMBAHASAN


A.  Hasil Evaluasi
Bentuk evaluasi dari kegiatan penyuluhan di Panti Sosial Tresna Werda (PSTW) Budi Luhur Bantul dilakukan dengan cara tanya jawab secara lesan kepada para lansia. Dari hasil tanya jawab secara lesan, dapat diketahui bahwa pengetahuan para lansia mengalami peningkatan setelah disampaikan materi hipertensi dengan metode sosiodrama, terbukti dengan mampunya para lansia menjawab pertanyaan yang disampaikan secara lisan.
B.  Faktor pendukung dan penghambat
1.      Faktor pendukung
                  a.     Pihak PSTW Budi Luhur yang sangat mendukung pelaksanaan penyuluhan.
                  b.     Para Lansia yang sangat antusias mengikuti penyuluhan.
                  c.     Sarana dan pra sarana yang disediakan pihak kampus STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta dan PSTW Budi Luhur begitu mendukung.
2.      Faktor penghambat :
a.       Latihan sosiodrama yang kurang karena sulitnya mengumpulkan mahasiswa
b.      Mahasiswa buta akan tempat pelatihan, sehingga untuk setting tempat dilakukan saat kunjungan dan tidak bisa dipikirkan jauh-jauh hari.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN


A.    Kesimpulan
Dari penyuluhan di Panti Sosial Tresna Werda (PSTW) Budi Luhur Bantul yang telah dilaksakan ini dapat diambil kesimpulan bahwa, penyuluhan hipertensi pada lansia dengan metode sosiodrama dapat berjalan lancar, para lansia dapat menerima materi atau informasi yang telah disampaikan. Dari pertanyaan yang disampaikan secara lisan, para lansia dapat menjawab dengan benar.
B.     Saran
1.      Porsi latihan untuk sosiodrama agar lebih diperhatikan agar sosiodrama lebih sempurna.
2.      Mahasiswa agar diajak serta dalam survey lokasi penyuluhan agar dapat jauh-jauh hari melakukan setting tempat dan lebih tahu situasi yang akan dihadapi.

BAB  VI
P E N U T U P
            Dengan memanjatkan puji Syukur Alhamdulillah Laporan Kegiatan Penyuluhan Hipertensi Pada Lansia Di Pstw Budhi Luhur Kasongan Bantul Yogyakarta yang kami susun dapat terselesaikan dengan baik, semoga dapat dijadikan bukti tertulis atas kegiatan ini.
Demikian Laporan Kegiatan Penyuluhan Hipertensi Pada Lansia Di Pstw Budhi Luhur Kasongan Bantul Yogyakarta dari kami sebagai Mahasiswa STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta Prodi D III Keperwatan berharap adanya masukkan demi perbaikkan kegiatan  kami agar dalam pelaksanaannya dapat lebih optimal.


Surakarta, 12 Mei 2016

Mengetahui :
Mahasiswa


Nurhayadi
Dosen Pembimbing


Ida Untari, SKM
Kaprodi D III Keperawatan



Cemy Nur Fitria, S.Kep., Ners., M.Kep


DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth.2002.Keperawatan Medikal Bedah Vol.2. EGC : Jakarta
Doenges, Marilynn E.2000.Rencana Asuhan Keperawatan.EGC : Jakarta
Guyton, Arthur C.1997.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.EGC : Jakarta
Long, Barbara C.1996.Keperawatan Medikal Bedah. Yayasan IAPK Padjajaran : Bandung









1 komentar: